Footytube.com - Latest Football Video Highlights Headline Animator

Footytube.com - Latest Football Video Highlights

Thursday, June 18, 2009

Journey to Thailand : Global Marketing There PART 2

Restaurant terbesar di dunia bukan berarti terenak di dunia dan Suan Loom Night Market

Tepat pukul 19.00 dihari kedatangan kami, kami tidak langsung check-in di hotel namun kita makan malam dulu di sebuah restoran bernama Royal Dragon Restaurant yang konon katanya adalah restaurant terbesar di dunia sampai-sampai ada sertifikat guinnes world of record yang dipajang di pintu masuk restoran. Memiliki title sebagai restoran terbesar di dunia bukan berarti menjadi terenak di dunia karena rasanya tidak cocok dengan lidah saya walaupun sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan rasa makanan di Indonesia dan hal ini pun diamini oleh beberapa teman saya.

Setelah makan di Royal Dragon Restaurant kita menunjungi pasar malam Bangkok yang dikenal dengan nama Suan Loom night market. Suan Loom sebenarnya lebih terlihat seperti pasar malam di Jakarta saat ada perayaan Jakarta Fair, namun terasa lebih panas dan gerah karena suhu di Bangkok saat kita datang kesana mencapai 38 derajat celcius. Bahkan saat malam pun panasnya tidak turun. Namun berbelanja di Suan Loom cukup nyaman menurut saya karena kita benar-benar bisa merasakan suasana pasar malamnya, dan kita bisa menawar harga sampai harga yang bisa disepakati. Di tengah kita bisa melihat sebuah panggung besar di tengah-tengah food court menjadikan tempat itu sangat ramai dan cocok untuk hang-out bersama teman-teman. Saya pun merasakan atmosfer Bangkok di malam hari dan disana tetap saja masih terasa kebudayaan tradisional Thailand dengan patung-patung atau candi-candi kecil di tengah-tengah pasar.

Pukul 23.00 kami check-in di Hotel Grand Palace Bangkok. Beristirahat dengan cukup disana karena besoknya tanggal 24 April, pagipagi pukul 07.00 kita coffe morning di hotel, dan melanjutkan tour ke Gems Jewelery di tengah-tengah kota Bangkok yang panasnya membara di siang hari.


Gems Jewelery : penerapan Global marketing?

Bertempat di tengah kota Bangkok berdiri bangunan yang tidak terlalu besar namun tidak kecil pula Gems jewelery sebagai perusahaan yang menjual batu perhiasan dari ruby sampai jade stone yang diproduksi dengan bahan baku yang diambil dari tanah Thailand itu sendiri menjadi salah satu tempat kunjungan kami sebagai bahan ajar mata kuliah pemasaran internasional juga sebagai tempat kunjungan bagi pengunjung local maupun asing.

Gems Jewelery menawarkan keindahan dan keaslian dari permata yang nilainya rendah dari 100 Baht sampai yang jika dirupiahkan mencapai ratusan juta rupiah. Disana kita dapat melihat produksi permata sampai tempat penjualannya di tempat. Pemasaran produk Gems Jewelery sendiri walaupun mencapai Negara-negara eropa seperti Perancis, Inggris, Jerman, sampai ke Amerika namun penjualan masih berupa ekspor tidak sampai melakukan ekspansi ke Negara lain dengan melakukan penjualan langsung di suatu kawasan dunia. Mereka, Karyawan Gems Jewelery mengklaim bahwa produk mereka adalah kualitas no 1 di dunia dan sebenarnya sah-sah saja jika mereka mengklaim seperti itu jika melihat dari sudut pandang mereka karena saya sendiri tidak bisa membedakan kualitas permata yang baik dan buruk.

Channel distribusi mereka dalam melakukan penjualan secara global dilakukan melalui pemesanan dan langsung dikirim ke Negara pemesan. Mereka biasa melakukan komunikasi pemasaran Gems Jewelery melalui media internet, catalog, ataupun event-event international yang mereka sendiri tidak menyebutkan nama event itu sendiri, jadi saya sulit untuk mengorek lebih dalam informasi tentang mereka karena mereka lebih tertarik membicarakan dan mempromosikan perhiasan dan kondisi Negara Thailand ketimbang berbicara tentang strategi perusahaan. Namun pegawai disana ramah-ramah dan baik hati juga cantik-cantik jadi saya tidak banyak complain.

Setelah melakukan kunjungan ke Gems Jewelery, kami melanjutkan tour ke Grand Palace, tempat istana raja Thailand. Thailand sendiri adalah Negara konstitusi dengan raja sebagai kepala Negara dan perdana mentri sebagai kepala pemerintahan. Raja Thailand adalah sosok yang diagung-agungkan oleh rakyat, sebagai salah satu contoh di jalan-jalan besar Thailand banyak terlihat foto-foto besar raja Thailand di sepanjang jalan sebagai salah satu bentuk bagaimana rakyat Thailand sangat mencintai rajanya. Di Grand Palace sendiri kami hanya foto-foto saja di bagian luarnya dengan latar belakang Grand Palace namun itu dirasa sudah cukup karena perjalanan kami yang masih panjang.

Tour at Chao Praya River

Selepas itu kami menikmati tour dengan perahu keliling-keliling kota Bangkok di sungai Chao Phraya. Sungai Chao Praya cukup bersih jika disbanding sungai ciliwung dan pemerintah setempat memanfaatkan sungai besar di wilayah kota Bangkok sebagai salah satu sarana untuk melakukan transportasi dengan perahu. Ada hal yang cukup unik dimana terdapat satu sudut di sungai chao praya didepan sebuah candi kecil yang penuh dengan ikan yang anehnya hanya disekitar candi itu saja yang terdapat ikan yang jumlahnya cukup banyak dan besar-besar. Akhirnya stelah puas berkeliling-keliling kami menuju tempat bernama wat arun yang tidak lain adalah salah satu candi di Bangkok dan menjadi salah satu objek wisata favorite di Bangkok.

Disana pun kami berbelanja souvenir atas saran pak Pieter dan pak ronny yang berkata bahwa harga barang disitu murah-murah dan memang benar murah jika saya bandingkan dengan harga di Suan Loom Night Market kemarin. Uniknya tempat disana adalah kami menemui penjual yang bisa berbahasa Indonesia dan bersedia barangnya dibeli dengan mata uang rupiah yang kami pikir adalah mata uang yang tidak laku di negeri orang tapi ternyata salah.

Lepas dari Wat Arun kita meninggalkan Bangkok untuk menuju Pattaya dan petualangan kita di Pattaya pun dimulai. Sepanjang perjalanan di bus dari Bangkok sampai Pattaya saya bercerita panjang lebar dengan tour guide kami pak Ronny, beliau menceritakan tentang kehidupan social Thailand, sampai ke ceita peribadinya tentang istri dan anaknya. Sebagai warga asli Thailand, pak ronny cukup fasih berbicara bahasa Thailand, ini dikarenakan sudah cukup banyak warga Indonesia yang memakai jasa beliau dari orang biasa seperti kami sampai orang-orang terkenal di Indonesia seperti Tommy Soeharto. Uniknya walaupun sudah sangat fasih berbicara bahasa Indonesia dan mengenal baik budaya Indonesia pak Ronny belum sekalipun pernah ke Indonesia. Obrolan santai saya dengan beliau di bus adalah mengenal bangsa Thailand dan budaya mereka. Bangsa Thailand adalah bangsa yang merdeka sesuai dengan nama mereka, kesejahteraan mereka pun rata-rata diatas kita, namun di kota-kota besar seperti Bangkok atau Pattaya, kriminalitas tetap saja sering terjadi, dan memang hal itu wajar-wajar saja terjadi di kota besar manapun di belahan dunia. Disini, di jaman ini masyarakat Thailand sudah menganggap bahwa uang sudah seperti dewa mereka. Uang, uang, dan uang, mereka senang mencari uang, dan saya jadi teringat saat menonton TV di hotel Bangkok Palace hotel yang menyiarkan siaran-siaran brutal tentang anarkisme di Thailand, kerusuhan dan tawuran warga, tidak henti-hentinya diperlihatkan disebuah hotel yang dikunjungi wisatawan asing. Saya jadi berpikir dalam hati, “kok mendingan di Jakarta ya?”. Perjalanan pun menyita waktu cukup lama 2 jam, dan pemandangan yang diliat dari bus pun sekali lagi mirip dengan di negeri kita, rasanya perjalanan Bangkok - Pattaya sama saja dengan perjalanan Jakarta – Anyer.

3 comments:

Anonymous said...

Hello,

Ini ada artikel reviu dari blog bagus, CANTIK SELAMANYA, "Jalan-jalan ke Jakarta Fair 2009".

Alamat artikelnya: http://cantik40s.blogspot.com/2009/06/jalan-jalan-ke-jakarta-fair-2009.html

Bagus banget deh. Ada tips jalan-jalan ke Jakarta Fair lagi.

aditmen said...

thanks yah commentnya :D

aditmen said...

thanks yah commentnya :D